Skip to main content

MAKALAH KELOMPOK KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

untuk cover makalah ini bisa anda klik disini
sisipkan terimakasih di kolom komentar. jika ingin mendapatkan makalah dalam format microsoft word 2007 dan power point dari makalah ini bisa anda klik gambar jasa pembuatan makalah, nanti akan dibawa ke halaman fb saya, dan inbok.


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
     Remaja berada pada periode perkembangan yang banyak mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut dengan penyesuaian diri terhadap tuntutan lingkungan dan masyarakat serta orang dewasa. Masalah yang sering terjadi pada perkembangan intelektual dan emosional remaja adalah ketidakseimbangan antara keduanya. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah dengan berbagai media.
Gejala- gejala emosi para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai pendidik mengetahui setiap aspek tersebut dan hal yang lain merupakan sesuatu yang terbaik sehingga perkembangan remaja sebagai peserta didik berjalan dengan normal tanpa ada mengalami gangguan.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari emosi?
2.    Apa sajakah ciri-ciri emosi remaja?
3.    Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja?
4.    Bagaimana usaha guru dan orang tua dalam mengembangkan emosi positif remaja?

C.      Tujuan
Dengan mengetahui tentang perkembangan emosi remaja dapat menjadi bekal kita untuk mengenal anak didik kita secara baik. Sehingga dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua dalam menjadi seorang pendidik yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Perasaan dan Emosi
Perasaan sulit untuk didefinisikan secara persis. Menurut (Chaliplin,1989:163) perasaan sebagai pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh perangsang eksternal maupun bermacam- macam keadaan jasmani. (Max Scheber,1990:79) membagi perasaan menjadi empat kelompok, yaitu :
1.    Perasaan Pengindraan, yaitu yang berhubungan dengan pengindraan, misalnya rasa panas, dingin, dll.
2.    Perasaan Vital, yaitu yang dialami seseorang yang berhubungan keadaan tubuh, misalnya rasa lelah, lesu, segar, dll.
3.    Perasaan Psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan- perubahan psikis, misalnyarasa senang, sedih, dll.
4.    Perasaan Pribadi, yaitu perasan yang dialami seseorang secara pribadi, misalnya terasing, suka, tidak suka.
Perasaan merupakan bagian dari emosi, tidak terdapat perbedaan yang jelas antara perasaan dan emosi. Emosi bersifat lebih intens dari perasaan, lebih ekspresif, ada kecenderungan untuk meletus, dan emosi dapat timbul dari kombinasi beberapa perasaan, sehingga emosi mengandung arti yang lebih kompleks dari perasaan.
B.       Hubungan antara Emosi dan Tingkah Laku
Teori yang membahas mengenai hubungan antara emosi dan gejala- gejalanya kejasmanian termasuk di dalam tingkah lakunya.
1.    Teori Sentral
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh W.B. Cannon gejala kejasmanian timbul akibat dari emosi yang dialami oleh individu. Sehingga, individu mengalami emosi lebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan- perubahan dalam jasmaninya.

2.    Teori Peripheral
Teori ini dikenal dengan teori James-Lange karena W. James dan C. Lange dalam waktu yang hampir bersamaan menemukan teori tentang emosi yang mirip. Mereka berpendapat bahwa perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi disebabkan oleh karena adanya perubahan fisiologis. Perubahan  fisiologi ini menyebabkan perubahan psikologis yang disebut emosi. Menurut teori ini orang susah karena menangis, orang senang karena tertawa bukan tertawa karena senang.

3.    Teori Kepribadian
Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan jasmani.

4.    Teori Kedaruratan Emosi
Teori ini dikenal dengan teori Cannon-Bard karena teori W.B.Cannon diperkuat oleh P. Bard. teori ini menyatakan bahwa emosi merupakan reaksi yang diberikan oleh organisme dalam situasi emergensi atau darurat (Bimo, 1910 : 137, Singgih, 1992 : 131 - 135).
Dari teori di atas semakin memperjelas hubungan antara emosi dan gejala kejasmanian atau tingkah laku. Dari kajian mengenai perilaku sehat dapat dijelaskan bahwa keadaan marah, takut cemas atau akeadaan terangsang lainnya menyebabkan tubuh memproduksi zat adrenalin. Sehingga, dalam waktu yang lama produksi adrenalin akan berlebihan yang mempengaruhi kerja sistem tubuh. Tekanan darah meningkat, jantung berdetak lebih cepat, pernafasan terganggu, pencernaan berhenti sementara, dsb. Dalam kondisi kronis secara terus - menerus kesehatan menjadi terganggu, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi. Keduanya memicu timbulnya penyakit jantung dan stroke.
Emosi dapat berfungsi sebagai motif yang memotivasi atau menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu berbuat atau bertingkah laku. Tingkah laku yang ditimbulkan oleh emosi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif. Hal ini dapat ditemui dalam kehidupan sehari- hari misalnya:
a.    Ketika kita mengetahui saudara kita tertimpa bencana, timbul rasa haru, simpati, kemudian kita tergerak untuk memberikan sumbangan.
b.    Sekelompok sporter sepak bola yang menyaksikan tim kesebelasan favorit kalah, timbul perasaan kecewa, jengkel, marah, lalu bertindak brutal dengan merusak stadion.
c.    Pelajar saling mengolok - olok kemudian timbul kemarahan, sakit hati, atau dendam, yang akhirnya menyebabkan perkelahian atau tawuran antar pelajar.
d.   Emosi dapat menimbulkan akibat positif maupun negatif. Sebaiknya kita dapat mengelola emosi agar tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan.

C.      Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Pada masa ini dipercaya merupakan masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungannya.
Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan psikologis. Hurlock (1973: 17) disebut sebagai periode heightened emotionality, yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih intens dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat termanifestasikan dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi berkobar-kobar atau mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas, membentuk mekanisme pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung terus-menerus selama masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi yang tinggi akan mulai mereda atau menuju kondisi yang stabil.


D.      Ciri-Ciri Emosi Remaja
Menurut Biehler pada tahun 1972 dalam Sunarto, 2002:155,  membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12–15 tahun dan usia 15–18 tahun yang masing-masing ciri-ciri tersebut sebagai berikut:
Ciri-ciri emosional remaja usia 12-15 tahun :
1.    Pada usia ini seorang siswa/anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
2.    Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
3.    Ledakan - ledakan kemarahan mungkin saja terjadi.
4.    Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri.
5.    Remaja terutama siswa-siswa SMP mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih obyektif.

Ciri-ciri emosional remaja usia 15–18 tahun:
1.    Pemberontakan remaja merupakan pernyataan - pernyataan / ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke dewasa.
2.    Karena bertambahnya kebebasan mereka, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tua mereka.
3.    Siswa pada usia ini seringkali melamun, memikirkan masa depan mereka. Banyak di antara mereka terlalu tinggi menafsirkan kemampuan mereka sendiri dan merasa berpeluang besar untuk memasuki pekerjaan dan memegang jabatan tertentu.

E.       Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik
Dibawah ini adalah beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya sebagai berikut:
1.    Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
2.    Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi).
3.    Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.
4.    Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
5.    Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. (Yusuf, 2004 : 115).
Sedangkan perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) antara lain sebagai berikut :
1.    Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona,
2.    Peredaran darah : bertambah cepat bila marah,
3.    Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut,
4.    Pernapasan : bernapas panjang kalau kecewa,
5.    Pupil mata : membesar mata bila marah,
6.    Liur : mengering kalau takut atau tegang,
7.    Bulu roma : berdiri kalau takut,
8.    Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor),
9.    Komposisi darah : komposisi darah akan ikut berubah karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih aktif.

F.       Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
1.    Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi psikis remaja. Tidak setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya menguntungkan. Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya. Hal ini menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.

2.    Perubahan dalam hubungan orang tua
Orang tua yang mendidik anaknya yang sedang beranjak dewasa dengan cara apa yang dianggap baik oleh orang tua, misal cara yang otoriter, penerapan disiplin yang terlalu  kaku, terlalu mengekang dapat menimbulkan ketegangan antara orang tua dan anak, yang akan mempengaruhi perkembangan emosinya. Kemudian jika penerapan hukuman dilakukan dengan cara yang tidak bijak dapat menyebabkan ketegangan yang lebih berat sehingga dapat menimbulkan pemberontakan pula, karena pada dasarnya ada kecenderungan remaja untuk melepas diri dari orang tua.

3.      Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk gang yang biasanya pula memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik. Yang paling sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan antar lawan jenis dikalangan remaja. Percintaan dikalangan remaja juga terkadang manimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada kekhawatiran dari pihak orang tua kalau terjadi hal-hal yang diluar batas sehingga mereka melarang anaknya pacaran.

4.      Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.

5.      Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru.
a.       Perubahan yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
b.      Adanya harapan sosial untuk perilaku yang lebih matang.
c.       Aspirasi yang tidak realistis.

G.      Perbedaan Individu dalam Perkembangan Emosi
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja individu. Kepribadian, lingkungan, pengalaman, kebudayaan, dan pendidikan merupakan variabel yang sangat berperan dalam perkembangan emosi individu. Perbedaan individu juga dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan individu yang bersangkutan, antara lain yaitu:
1.    Kondisi dasar individu
Berkaitan dengan struktur pribadi individu. Misalnya, ada yang mudah marah, ada juga yang susah marah.
2.    Kondisi psikis individu pada suatu waktu
Misalnya, saat sedang kalut, seseorang mudah tersinggung dibanding dalam keadaan normal.
3.    Kondisi jasmani individu
Pada saat sedang sakit biasanya lebih mudah perasa atau lebih mudah marah.

H.      Upaya Mengembangkan  Emosi Remaja dan Implikasinya dalam Pendidikan
Telah diketahui bahwa pada masa remaja individu mengalami masa dimana kondisi emosinya meningkat. Peran orang tua, sekolah, dan masyarakat sangat diharapkan dalam rangka membantu para remaja untuk mengontrol dan mengelola emosinya kepada penyaluran yang positif.
1.    Orang tua
Orang tua diharapkan dapat memberikan lingkungan yang kondusif terhadap perkembangan emosi remaja. Memberikan perhatian dan kasih sayang, meningkatkan komunikasi dua arah, siap menerima keluhan dan mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dialami remaja akan memberikan suasana yang sejuk bagi remaja.
Tidak memberikan tuntutan yang berlebihan dan menghindari larangan yang tidak terlalu penting serta memberikan pengawasan dan perngarahan secukupnya merupakan hal yang menyanangkan bagi remaja. Pembatasan dan tuntutan terhadap remaja hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan remaja. Memberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan posisinya.
Penegakan disiplin dilakukan dengan bijaksana. Penerapan disiplin yang mendidik disertai dengan suatu pengertian terhadap makna disiplin tersebut merupakan pilihan yang baik. Disiplin yang terlalu kaku atau keras, disertai hukuman badan dapat menimbulkan penolakan atau bahkan pemberontakan dari remaja. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan semua pihak.
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah sikap konsisten dari orang tua. Ketidakkonsistenan orangtua dapat menimbulkan kebimbangan remaja dalam perilakunya. Remaja akan mengalami kesulitan dalam menarik simpulan atau mengambil pelajaran dari apa-apa yang yang telah diajarkan oleh orangtuanya. Selain itu diperlukan pula sikap yang tenang, berwibawa, dan arif bijaksana dalam menghadapi luapan emosi oleh para orangtua maupun pendidik.

2.    Sekolah
Sekolah, tempat dimana remaja menghabiskan sebagian waktunya juga diharapkan dapat menyediakan tempat untuk mentransfer llmu pengetahuan, sekolah diharapkan mampu menjadi tempat yang menyenangkan bagi remaja dengan menyediakan fasilitas yang bersifat rekreatif dan positif, sehingga remaja dapat menyalurkan aktifitasnya. Demikian juga pembuatan peraturan-peraturan dan penegakan disiplin di sekolah diharapkan dapat dilakukan dengan bijaksana sehingga mendapat tanggapan yang positif dari para peserta didiknya. Tak ketinggalan peran para guru di sekolah.  Guru diharapkan mampu menjadi orangtua kedua di sekolah. Di samping memberikan ilmu pengetahuan juga memberikan teladan yang baik. Membina hubungan yang baik dengan peserta didik, sabar, pengertian, siap membantu peserta didik yang mengalami kesulitan atau permasalahan, tidak arogan dan sewenang-wenang merupakan sikap yang didambakan oleh para peserta didik untuk melakukan tugas dan kewajibannya dalam rangka mencapai prestasi yang tinggi.

3.    Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat menjadi wahana yang baik bagi perkembangan emosi remaja. Menyediakan fasilitas untuk penyaluran emosi remaja secara positif dan memberi contoh yang baik atau memberikan norma-norma dalam mengontrol atau mengelola emosi.




















BAB III
KESIMPULAN

Sudah tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan emosi remaja dalam tumbuh kembangnya memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupannya. Dengan adanya ciri-ciri serta usaha untuk mengembangkan emosi remaja secara tepat, secara bertahap diharapkan seorang remaja mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai generasi harapan bangsa. Untuk itu hendaknya orang tua, guru dan lingkungan masyarakat harus benar-benar dapat memahami bagaimana tumbuh kembang remaja termasuk emosinya. Pembentukan emosi remaja yang sehat yang bertolak pada pembangunan karakter remaja hendaklah dilaksanakan selain jalur pendidikan, keluarga dan sekolah juga dilaksanakan pada lingkungan.




















DAFTAR PUSTAKA

Juanda, Anda. 2006. Pengembangan Nilai-Nilai Afektif pada Remaja melalui Pendidikan Keluarga. (online). http://www.pages-yourfavorite.com/ppsupi/abstrakpu2004.html.

Hurlock, E. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Sunarto dan Hartono Agung. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. RinekaCipta.

Yusuf, Syamsu. 2004.  Psikologi Perkembangan Anak dan  Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Comments

Popular posts from this blog

soal oliempiade pramuka penegak

Dalam pembahasan kali ini, saya memberikan contoh soal" pramuka yang sering digunakan baik oliempiade maupun lct pramuka, dalam soal ini terdapat PK (pengetahuan kepramukaan) maupun PU (pengetahuan umum), oke lahh gax usah mondar mandir yaa kan gax penting ,, heheheh... udah ngk sabar.. langsung saja yaa,, semoga bermanfaat.......... kritik dan saran harap di ruang komentar.. ini gann .. salam pramuka.. jawabannya lihat di sini http://hudhanewblog.blogspot.com/2015/02/jawaban-soal-oliempiade-pramuka-penegak.html LEMBAR SOAL 1.       Tanggal berapakah kepres tentang panji pramuka disahkan? a.        14 agustus 1960 b.       14 agustus 1961 c.        15 agustus 1960 d.       15 agustus 1961 e.        16 agustus 1962 2.       Siapakah penemu lambang tunas kelapa? a.        Husein mutahar b.       Boden powel c.        Dr.charrles jakson d.       sunarjo atmodipuro e.        KH.agus salim 3.       Saka yang bergerak dalam bidang kelautan ? a.        S

MAKALAH HAKEKAT IBADAH

MAKALAH KELOMPOK HAKEKAT IBADAH ( Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Al islam 2 dengan dosen pengampu Drs. H. Junaidi S,M. SOS.I) Oleh: Huda Hinggo Sapriki 14330026 Erik Almanar 1433002 3 Muhammad Sopian Bayu Tri Atmojo Yudi Wiyanoto Deni Syaifulloh 14330027 14330001 14330013 14330002 PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015/2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatrahmat dan hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Drs. H. Junaidi S,M. SOS.I Selaku dosen mata kuliah Al Islam 2, serta kepada teman - teman yang telah membantu yaitu dengan memberi semangat dan motivasi untuk  menyelesaikan  tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, dengan demikian kam

Makalalah Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Remaja Serta Implikasinya Dalam Pendidikan

Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Remaja Serta Implikasinya Dalam Pendidikan  (Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan dosen pengampu : SITI NURLAILA, S.Psi., M.Psi.) Oleh : Kelompok 9 1.         IRDYA MEILANISA                           (14330016) 2.         GINA LAILATUL FAJRI                   (14330025) 3.         MUHAMMAD SOPIYAN                    (143300 27)                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menye lesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada : 1.                   Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan