1.1. Latar Belakang
Faktor yang
mempengaruhi perkembangan individu ini terjadi perbedaan pendapat di antara
para penganut psikologi. Kelompok psikometrika radikal berpendapat bahwa
perkembangan individu sekitar 90% ditentukan oleh factor hereditas dan pngaruh
lingkungan, termasuk di dalam nya pendidikan, hanya memberikan konstribusi
sekitar 10% saja. Kelompok ini memberikan bukti
bahwa individu yang memiliki hereditas intelektual unggul, pengembangan
nya sangat mudah meskipun dengan intervensi lingkungan yang tidak maksimal,.
Adapun individu yang memiliki hereditas intelektual rendah sering kali
intervensi lingkungan sulit di lakukan meskipun sudah secara maksimal.
Sebaliknya,
kelompok penganut pedagogis radikal amat yakin bahwa intervensi lingkungan,
termasuk pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%, sedangkan hereditas
hanya memberikan konstribusi 15-20% terhadap perkembangan individu. Syaratnya
adalah memberikan kesempatan rentang waktu yang cukup bagi individu untuk
mengembangkan intelektualnya secara maksimal. Perkembangan sebenarnya di
pengaruhi oleh dua factor utama, yaitu hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua
factor ini pada kenyataan nya tidk trpisa secara sendiri-sendiri melainkan
seringkali merupakan resultan dari interaki kedunya.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Mengetahui pengaruh
faktor nature terhadap perkembangan
2.
Mengetahui pengaruh
faktor nurture terhadap perkembangan
3.
Mengetahui determinasi
faktor nature dan nurture dalam perkembangan aspek-aspek psikofisik serta
implikasinya dalam pendidikan.
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengaruh Faktor Nature Terhadap Perkembangan
Salah
satu faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan individu adalah faktor
ketururan yang merupakan pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan,
seperti : konstitusi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakat dan
kecerdasan). Berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya
cenderung bersifat kodrati yang sulit untuk dimodifikasi.
Faktor nature adalah
faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang disebut juga dengan
aliran ‘Nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata tergantung pada
faktor dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah
Schopenhauer.
Faktor nature atau
genetika (hereditas) merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan
orang tua kepada anak atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang
dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua
melalui gen-gen.
Semenjak
dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifst yang menentukan daya kerja intelektualnya.
Secara potensi anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi kemmpuan
berfikir setara normal, di atas normal, atau di bawah normal. Namun, potensi
ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak
member kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat
menentukan perkembngan intelektual anak.
Pada masa konsepsi
(pembuahan ovum oleh sperma) seluruh bawaan heredinitas individu dibentuk dari
23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy) dari ayah.
Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat
fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan
sebagai periode yang kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab
tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai
masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu
terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap
kepribadian sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen
secara langsung adalah: (a) kualitas sistem syaraf, (b) keseimbangan biokimia
tubuh, dan (c) struktur tubuh. Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi
hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah: (a) sebagai
sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi dan tempramen, (b)
membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat
kondusif), dan (c) mempengaruhi keunikan kepribadian
2.2. Pengaruh Faktor Nurture terhadap Perkembangan
Faktor
nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu sepenuhnya
ditentukan oleh faktor lingkungan /pendidikan atau disebut juga dengan aliran
‘Empirisme’ yang menjadikan faktor lingkungan/pendidikan maha kuasa dalam
menentukan perkembangan seorang individu menurut John Locke. Selain John Locke,
adapun tokoh-tokoh lain yang mengemukakan pendapatnya mengenai penngertian
lingkungan, antara lain:
1.
Menurut Urie
Bronfrenbrenner & Ann Crouter (Sigelman & Shaffer), lingkungan
perkembangan merupakan berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar
organisme yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu.
2.
Menurut J.P.
chaplin, lingkungan merupakan keseluruhan aspek atau fenomena fisik dan sosial
yang mempengaruhi organismeindividu.
3.
Menurut Joe
Kathena, lingkungan merupakan segala sesuatu
Nurture
mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan. Tanaman membutuhkan
sinar matahari, air, dan suhu yang tepat untuk tumbuh-dan dibantu bantu
seseorang untuk menarik rumput liar di sekitarnya dan menambahkan pupuk.
Anak-anak juga perlu dipupuk: mereka membutuhkan cinta dan dukungan dari orang
tua, saudara, keluarga, guru, teman sebaya, dan orang lain, hal tersebut
penting dalam hidup mereka. Anak-anak bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana
orang-orang membina mereka. Lingkungan perkembangan siswa adalah keseluruhan
adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau
sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu.
Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah
lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya,masyarakat dan
media massa.
a.
Lingkungan
Keluarga
M.I.
Soelaeman mengemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian kaluarga, yaitu:
1.
F.J. Brown
berpendapat bahwa keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu a) dalam arti luas,
kaluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat
dibandingkan dengan “clan” atau marga; b) dalam arti sempit kaluarga meliputi
orangtua dan anak.
2.
Marciver menyebutkan
ciri khas keluarga yang umum terdapat dimana-mana, yaitu a) hubungan
berpasangan kedua jenis; b) perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengokohkan
hubungan tersebut; c)pengakuan akan keturunan; d) kehidupan ekonomis yang
diselenggarakan dan dinikmati bersama, dan e) kehidupan berumah tangga.
Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian
anak. Khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan sosial
yang lebih banyak berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah lingkungan
keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Peran lingkungan dalam
mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun
lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan
bagi setiap manusia.
Lingkungan
keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak.
Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak adalah: (a)
keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi
anak, (b) keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenal nilai-nilai
kehidupan kepada anak, (c) orang tua dan anggota keluarga lainnya “Significant
People” bagi perkembangan kepribadian anak, (d) keluarga sebagai institusi
yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat
fisik-biologis, maupun sosiopsikologis, dan (e) anak banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan keluarga.
Menurut Hammer dan Turner (Adiasri T.A., 2008:8) peranan orang tua
yang sesuai dengan fase perkembangan anak adalah:
1. Pada masa bayi berperan sebagi perawat (caregiver)
2. Pada masa kanak-kanak sebagaipelindung (protector)
3. Pada usia pra-sekolah sebagai pengasuh (nurturer)
4. Pada masa sekolah dasar sebagai pendorong (encourager)
5. Pada masa pra-remaja dan remaja berperan sebagai konselor (counselor)
b.
Lingkungan
Sekolah
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar
mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek
moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motoriknya.
Hurlock
(1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak, baik dalam secara berpikir, bersikap, maupun
berprilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru sebagai
substitusi orang tua.
c.
Kelompok Teman
Sebaya (Peer Group)
Kelompok
teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peran yang cukup
penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi
kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan bekerjasama),
belajar menyatakan pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang
norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih
luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun
dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi
sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana
bermain.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin,
atau yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai
anak-anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola
kepribadian. Konflik-konflikterjadipadaanakbilamananorma-normapribadisangatberlainandengannorma-norma
yang ada di lingkunganteman-teman. Di
satupihakiainginmempertahankanpola-polatingkahlaku yang diperoleh di rumah,
sedangkan di pihak lain lingkunganmenuntutsianakuntukmemperlihatkanpola yang
lain, yang bertentangandenganpola yang sudahada, atausebaliknya.
Makin kecil kelompoknya, di mana hubungan-hubungan erat terjadi,
makin besar pengaruh kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan dengan
kelompok yang besar yang anggota-anggota kelompoknya tidak tetap.
Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap anak bisa positif atau
negatif. Berpengaruh positif apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap
dan perilaku positif atau berakhlak mulia. Sementara yang negatif apabila para
anggota kelompoknya berperilaku menyimpang, kurang memiliki tata krama, atau
berakhlak buruk. Terkait dengan pengaruh negatif dari kelompok sebaya terhadap
anak, Healy dan Browner menemukan bahwa 67% dari 3.000 anak nakal di Chicago
ternyata karena mendapat pengaruh dari teman sebayanya (M. ARIFIN,
1978:131).
d.
Masyarakat
Lingkunganmasyarakatdapatberperanmembentukkarakteranak
.Misalnyalingkungantempattinggal di asramapolisiatautentara, anak-anak yang
tinggaldisanacenderunglebihberanikarenamerekamerasakanadanya label
dariorangtuanya.Merekajugabesikaplebihsemena-menakepadateman-temannya yang
lain. Lingkungan yang sepertiiniakanmembentukkarakteranakmenjadikeras, pribadi
yang galak, apa yang diainginkanharussegeraterlaksana. Ataupundenganmemilihtinggal
di tengah-tengahkotabesar, yang
manasesamatetanggataksalingmengenalsatusamalain, lingkungan yang
sepertiinidapatmembentukkarakter yang tidakbaikjugapadaanak,
anakjaditerbiasauntuktidakpekaterhadap orang lain, merasatidakmemerlukan orang
lain dalamhidupnya, sikapindividualismenyajugaakansangatterlihat.
Lingkunganmasyarakatjugadapatberpengaruhsebaliknyayaituberpengaruhbaikbagianak.Misalnyadenganmemilihtinggal
di sebuahperkampungan di pinggirankota. Yang di lingkungantersebutterdapat
masjid, pararemajanya pun aktifdanantusiasdalamkegiatan-kegiatansyiar agama
untukmasyarakatsekitar, baikorangtua,
remajabahkananak-anakkecil.Suasanalingkunganmenjadihidup, dinamis, agamis,
harmonissertamenyenangkanhatimasyarakat yang tinggal di lingkungantersebut.Anak-anakpunterbentukkarakter
yang sopansantun, beradaptasi, berempati, sertadapatmenjadimanusia yang
berjiwasosial.Kondisi masyarakat yang kumuh danserba
kekurangan akan sangat mempengaruhi aktifitas dan semangat belajar siswa.
e.
Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau
mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat
besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa,
seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat.
Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh
media massa yang sangat berpengaruh adalah media massamassa saat ini berkembang
semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa
dampaknya bagi kehidupan kita. elektronik antara lain televisi. Televisi sangat
mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan
melalui acara yang disiarkannya. Media.Salah satu media massa yang dewasa ini
sangat menarik perhatian warga masyarakat khususnya anak-anak adalah televisi.
Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai misi untuk memberikan
informasi, pendidikan dan hiburan kepada para pemirsanya. Dilihat dari sisi
ini, televisi bisa memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk
anak-anak) karena melalui tayangan yang disajikan mereka memperoleh:
1.
Berbagai
informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek
kehidupan.
2.
Hiburan, baik
yang berupa film maupun musik.
3.
Pendidikan,
baik yang bersifat umum maupun agama.
2.3.
Determinasi Faktor
Nature dan Nurture dalam Perkembangan Aspek-Aspek Psikofisik Individu serta
Implikasinya dalam Pendidikan
Masalah nature-nurture melibatkan debat mengenai apakah perkmbangan
paling dipengaruhi oleh nature atau nurture (Kagan & Fox,
2006; Kagan & Herschkowitz, 2005; Lippa, 2005). Nature mewakili
warisan biologis seseorang, sedangkan nurture pada pengalaman lingkungannya. Hampir tidak ada
seorang pun saat ini yang membantah
bahwa perkembangan dapt dijelaskan oleh nature saja atau nurture
saja. Tetapi beberapa (pendukung “ nature”) menyatakan bahwa pengaruh
terpenting pada perkembangan adalah warisan biologis, dan yang lain (pendukung
“nurture”) menyatakan bahwa pengalaman lingkunganlah yang merupakan
pengaruh terpenting.
Berdasarkan pendukung nature, seperti halnya sekuntum bunga
matahari tumbuh dengan rapi kecuali bunga tersebut rusak oleh lingkungan yang
tidak bersahabat demikian pula seseorang. Ragam lingkungan dapat sangat banyak,
tetapi cetak biru genetik menghasilkan kesamaandalam pertumbuhan dan
perkembangan. Kita berjalan sebelum kita berbicara, bicara satu kata sebelum
dua kata, tumbuh dengan cepat di masa bayi dan melambat di masa kanak-kanak
awal, dan mengalami gejolak hormon seksual di masa puber. Lingkungan yang
ekstrem yaitu secara psikologis tidak bersahabat dapat menghambat perkembangan,
tetapi pendukung nature menekankan pengaruh kecenderungan-kecenderungan
yang secara genetik dihubungkan dengan manusia.
Di sisi lain, psikolog lain menekankan kepentingan nurture,atau
pengalaman lingkungan, pada perkembangan. Pengalaman mengatur keseluruh
lingkungan biologis seseorang ( nutrisi, perawatan kesehatan, obat-obatan, dan
kecelakaan fisik
) hingga lingkungan sosialnya (keluarga, teman
sebaya, sekolah, masyarakat, media, dan budaya ). Sebagai contoh, diet seorang
anak dapat mempengaruhi seberapa tinggi anak tersebut akan tumbuh dan bahkan
seberapa efektif anak berfikir dan memecahkan masalah. Tidak masalah bagaimana
genetisnya, anak yang dilahirkan dan dibesarkan di sebuah desa miskin di
Bangladesh dan anak di pinggiran kota Denver lebih mungkin memiliki
keterampilan yang berbeda. Cara berpikir berbeda mengenai dunia, dan cara yang
berbeda dalam berhungungan dengan orang lain.
Pendidikan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama adalah modal utama
bagi perkembangan anak ke depannya. Selanjutnya sekolah sebagai lembaga
pendidikan kedua yang formal berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk
pembentukan pribadi anak dan mengembangkan potensi yang ada pada anak. Serta
masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah
mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan
yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis
budayanya yang tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya yang
dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat.
Dalam perkembangan
individu, faktor nature dan nurture adalah penentu perkembangan aspek-aspek
psikofisik individu. Aspek-aspek perkembangan individu meliputi fisik,
intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama. Perkembangan fisik
meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual
(kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara
berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap
individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia
lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau
perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang
lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan,
nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut
oleh individu.
Perkembangan seseorang
adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture). Dalam hal
ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan keluarga terhadap
perkembangan awal anak sangat penting karena disinilah awal mula dari
pendidikan anak, yang mana orang tua sebagai guru, anak akan mencontoh apa yang
dilakukan
MenurutSantlockada 3 cara
nature dan nurture
~
interaksigenotipedenganlingkungansecaraaktif. Seperti orang tua yang mempunyai
genetic rajinberpetualangmakaanaknyajugaseringdiajakberpetualangketempatwisata.Sehinggatidakdipungkirianaktersebutakanikutsenangberpetualangan.
~
interaksigenotipedenganlingkungansecaraevokatif. Sepertianak yang
mempunyaisikapramahakanmendapatkanbanyakteman,
berbedadengananakpendiamakanmendapatkanteman yang sedikitkarenatidakmengalamiinteraksi
yang banyak.
~
interaksigenotipedanlingkungansecarapasif. Sepertianak yang
mempunyaikesukaanberolahgamakaanaktersebutakanberadapadalingkungan yang
sukaberolahraga. Sehinggaanaktersebutdapatmenampilkanketerampilannya.
III.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari
pembahasan di atas antara lain sebagai berikut :
1. Faktor nature (hereditas) adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada
anaknya dengan segala potensi (baik fisik maupun psikis)
2. Pengaruh nature tidak secara langsung
mempengaruhi kepribadian anak,tetapi juga sebagai pembentukan
kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu serta potensi terhadap
kehidupan setelah kelahiran.
3. Faktor
nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yang ditentukan
oleh faktor lingkungan /pendidikan dan
mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan.
4. Lingkungan sosial yang lebih banyak berpengaruh terhadap
perkembangan individu adalah lingkungan keluarga karena merupakan basis awal kehidupan
bagi setiap manusia.
5. Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan
(nature vs nurture) penentu perkembangan aspek-aspek psikofisik individu. Keluarga
sebagai modal utama perkembangan anak ke depannya, sekolah sebagai pembentukan
pribadi dan mengembangkan potensi, masyarakat sebagai pembentuk pemahaman dari
nilai-nilai sosial budaya
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad
dan Muhammad Asrori. 2012.Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Makmun, Abin
Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Santrock, John W.2007.Perkembangan Anak.Jakarta:Erlangga
Yusuf, Syamsu
dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Comments
Post a Comment