Skip to main content

DESAIN REKAYASA PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI POKOK MOMENTUM, IMPULS dan TUMBUKAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. dalam konteks ini, guru dituntut untuk membentuk suatu perencanaan kegiatan pembelajaran sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang saat itu digunakan.
Kondisi pembelajaran sekarang ini tidak lebih dari sekedar guru mengajarkan pengetahuan kepada anak didik dengan cara yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi  perkembangan materi pembelajaran karena guru harus intensif menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru yang menjadi standar industri. Sehingga dengan metode ini siswa hanya akan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Dapat dikatakan siswa menjadi individu yang pasif. Sementara itu, kurikulum yang ada saat ini (K13)  menuntut siswa yang berperan aktif dalam membangun konsep dalam diri. Jadi menurut K13 kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas menjadi hidup.
Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib  dipelajari oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk jenjang SMA pelajaran fisika sangat diperlukan dikarenakan sangat berkaitan dengan bidang kompetensi, juga perlu dilakukan pengembangan dan pendalaman materi tertentu yang dibutuhkan di lingkup program studi sehingga perlu dialokasikan porsi topik/materi fisika dalam mata pelajaran dasar. Sehingga setiap siswa dituntut untuk mampu mempersiapkan diri menghadapi perubahan keadaan di dalam dunia industri dan dunia usaha yang selalu berkembang baik melalui latihan, bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan juga membina kerjasama yang baik antar sesama siswa.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah proses pembelajaran fisika pada materi momentum, impuls, dan tumbukan?
2.      Apa model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan pada materi momentum, impuls dan tumbukan?
3.      Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika pada materi momentum, impuls dan tumbukan?
1.3  Tujuan
1.   Untuk mengetahui proses pembelajaran fisika pada materi momentum, impuls dan tumbukan.
2.   Untuk mengetahui model pembelajaran yang sesuai pada materi momentum, impuls dan tumbukan.
3.   Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi momentum, impuls dan tumbukan.

1.4  Kegunaan
1.   Bagi mahasiswa
.... Mahasiswa dapat mengetahui proses pembelajaran fisika pada materi momentum, impuls dan tumbukan serta hasil belajar siswa pada materi tersebut sehingga dapat dijadikan pandangan atau acuan untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.

2.   Bagi sekolah
.... Pihak sekolah dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan pembelajaran yang seperti apa yang dapat diterapkan pada materi momentum dan impuls. Serta dari proses pembelajaran tersebut pihak sekolahpun dapat mengetahui hasil belajar siswa pada materi momentum, impuls dan tumbukan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Kompetensi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
2.1.1  Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.  Ranah kognitif  memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Pengetahuan / hafalan / ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian / penghargaan / evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

2.1.2  Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1.      Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
2.      Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3.      Valuing (menilai atau menghargai)
4.      Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5.      Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai)

2.1.3  Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

2.2  Konsep MIPA
      Fisika merupakan ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Banyak konsep-konsep fisika yang bisa menjelaskan fenomena-fenomena di alam. Salah satunya penerapan konsep impuls dan momentum. Impuls adalah gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan momentum merupakan ukuran kesulitan untuk memberhentikan (mendiamkan) benda. Impuls dipengaruhi oleh gaya yang bekerja pada benda dalam selang waktu tertentu sedangkan momentum dipengaruhi oleh massa benda dan kecepatan benda tersebut.
·         Momentum adalah hasil kali antara massa (m) dan kecepatan (v). Momentum linear disingkat momentum. Momentum linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan melingkar.
p = m.v

·         Impuls adalah hasil kali antaragaya (F) dengan selang waktu ( ∆t )
I = F . ∆t

·         Impuls = Perubahan momentum
I = m2.v2 – m1.v1
I = p2  –  p1

·         Hukum kekekalan momentum : Momentum awal sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum akhir sistem sesudah tumbukan.
P1 = P2
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2

·         Tumbukan merupakan hasil interaktif dua buah benda yang bergerak searah atau berlawanan arah, gejala yang dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls, selain azas kerja roket dan mesin jet.
Terdapat 3 jenis tumbukan :
1.      Tumbukan Lenting Sempurna.
2.      Tumbukan Lenting Sebagian .
3.      Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali.



2.3  Metode Pembelajaran Inovatif
Metode pembelajaran yang digunakan adalah Cooperative Learning . Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Dimana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua Siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu  hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial.
Prinsip model pembelajaran kooperatif  yaitu :
1.      Saling ketergantungan positif;
2.      Tanggung jawab perseorangan;
3.      Tatap muka;
4.      Komunikasi antar anggota; dan
5.      Evaluasi proses kelompok (Lie, 2000).
Manfaat dari Cooperative Learning antara lain: meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan, mengembangkan keterampilan sosial siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.






BAB III
METODOLOGI REKAYASA PEMBELAJARAN MIPA

3.1  Desain Rekayasa Pembelajaran
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi waktu
Kegiatan Awal
Guru
Siswa
1
Guru masuk kelas ,memberi salam  pembuka dan mempresensi siswa serta mengingatkan kepada siswa tentang materi yang telah di ajarkan sebelumnya
Siswa menjawab salam pembuka dari guru dan guru bersama siswa mengingat kembali tentang materi yang telah diajarkan sebelumnya
3 menit
2
Guru menyampaikan tujuan  pembelajaran, atau kompetensi dasar yang ingin dicapai
Siswa menerima informasi tentang tujuan atau kompetensi dasar yang ingin dicapai
2 menit

Kegiatan Inti
75 menit
1
a.    Guru menjelaskan konsep materi yang mencakup momentum, impuls, Hukum kekekalan momentum dan konsep tumbukan.  
b.   Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya hal- hal yang belum  jelas dari paparan guru.
Tahap Orientasi masalah

a.    Siswa memperhatikan  pemaparan yang dilakukan oleh guru
b.   Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal- hal yang belum jelas terkait materi yang telah dijelaskan guru
20 menit
2
Guru membagi siswa menjadi  beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk mengerjakan LKS tentang materi tumbukan.Guru membagikan LKS dan menyuruh siswa untuk menyiapkan alat dan  bahan.
Mengorganisasi siswa

Memperhatikan intstruksi guru yang sedang membagi kelompok,menerima LKS yang dibagikan oleh guru dan mempersiapkan alat dan bahan untuk observasi
5 menit
3
a.    Guru menjelaskan pada siswa yang harus dilakukan dalam eksperimen
b.   Guru menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan eksperimen
c.    Guru menyuruh siswa untuk menjawab tugas pertanyaan dari LKS
d.   Guru menyuruh siswa ungtuk mengumpulkan hasil kerja diskusi mereka
Tahap Penyelidikan

a.    Siswa memperhatikan
b.   Siswa melakukan eksperimen
c.    Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dalam menjawab
d.   Siswa mengumpulkan hasil kerja mereka
35 menit
4
Guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan hasil kerja dan pemecahan masalah.
Tahap mengorganisasi laporan percobaan

Perwakilan dari salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka
10 menit
5
Guru menyuruh siswa untuk mengevaluasi terhadap penyelidikan mereka
Tahap mengevaluasi proses  pemecahan masal

Siswa mencocokkan hasil kelompok meraka dengan kelompok lain
5 menit

Kegiatan penutup
10 menit
1
Guru menyimpulkan hasil evaluasi siswa dengan mencocokkan materinya
Siswa memperhatikan
5 menit
2
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Siswa memperhatikan
2,5 menit
3
Guru menginformasikan materi yang akan di bahas pertemuan selanjutnya
Siswa memperhatikan
2,5 menit

3.2  Peta Konsep MIPA

peta-konsep-fisek-momentum-n-impuls-1-728.jpg

3.3  Metode Analisis Konten MIPA
Analisis data yang digunakan adalah analisis data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam peneliti ini berupa data hasil tes, data hasil observasi tentang proses pembeljaran, hasil pengisian lembar observasi untuk guru dan data tambahan sebagai pertimbangan yang diperoleh dari. Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari teknik analisis data kualitatif dari Miles dan Huberman yang meliputi empat langkah, yaitu:
a.       Pengumpulan data
Pada proses ini dilakukan sejak awal peneliti memulai peneliti. Data yang peneliti peroleh masih berupa data kasar yang masih diperlukan pemilihan data.
b.      Reduski Data
Tahap ini untuk merangkum data, mengfokuskan pada hal-hal yang penting serta menghapus data-data yang tidak terpola dari hasil observasi dan hasil pengisian lembar observasi guru.
c.       Display Data
Untuk menganalisis data pada penelitian ini digunakan tekhnik analisis statistik deskriptif. Data yang dianalisis adalah : Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan sehingga mudah dibaca dan dipahami baik secara keseluruhan maupun secara bagian-bagiannya.
d.      Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran, kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberi penjelasan. Setelah penarikan kesimpulan kemudian dilakukan verifikasi, verifikasi ini dilakukan untuk menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data. Verifikasi merupakan validasi dari data yang disampaikan.
Data berupa data kuantitatif dianalisis secara deskriptif kuantitatif-kualitatif. Untuk hasil formatif (kuantitatif) dianalisis kebenarannya sesuai kunci jawaban yang telah disediakan. Langkahnya adalah sebagai berikut :
a.       Memeriksa kebenaran jawaban.
b.      Menyusun hasil tersebut dalam tabel dan memeriksa banyak siswa yang telah mendapat nilai lebih dari kriteria ketuntasan minimal (KKM).
c.       Menetapkan presentase banyak siswa yang telah memenuhi KKM tersebut.


BAB IV
HASIL REKAYASA PEMBELAJARAN MIPA
DAN PEMBAHASAN

4.1  Penyajian  Tabulasi Data Hasil Analisis Potensi Materi Ajar dari aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

Tabel Analisis Materi Ajar

No.
Kompetensi
Konsep Esensial
Rekayasa Proses Pembelajaran pada Kompetensi
Indikator
Produk/
Hasil Belajar
Kognitif
Psikomotor
Afektif





Guru memberi ilustrasi tentang tumbukan benda yang dihubungkan dengan konsep momentum dan implus



4.2  Pembahasan Potensi  Hasil Belajar Kognitif, Afektif,  Psikomotor













BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
5.2  Saran



























DAFTAR PUSTAKA

Riant, Abaza. 2012. Definisi Kognitif, Afektif dan Psikomotor. (online). http://abazariant.blogspot.com/2012/10/definisi-kognitif-afektif-dan-psikomotor.html

LAMPIRAN



Comments

Popular posts from this blog

soal oliempiade pramuka penegak

Dalam pembahasan kali ini, saya memberikan contoh soal" pramuka yang sering digunakan baik oliempiade maupun lct pramuka, dalam soal ini terdapat PK (pengetahuan kepramukaan) maupun PU (pengetahuan umum), oke lahh gax usah mondar mandir yaa kan gax penting ,, heheheh... udah ngk sabar.. langsung saja yaa,, semoga bermanfaat.......... kritik dan saran harap di ruang komentar.. ini gann .. salam pramuka.. jawabannya lihat di sini http://hudhanewblog.blogspot.com/2015/02/jawaban-soal-oliempiade-pramuka-penegak.html LEMBAR SOAL 1.       Tanggal berapakah kepres tentang panji pramuka disahkan? a.        14 agustus 1960 b.       14 agustus 1961 c.        15 agustus 1960 d.       15 agustus 1961 e.        16 agustus 1962 2.       Siapakah penemu lambang tunas kelapa? a.        Husein mutahar b.       Boden powel c.        Dr.charrles jakson d.       sunarjo atmodipuro e.        KH.agus salim 3.       Saka yang bergerak dalam bidang kelautan ? a.        S

MAKALAH HAKEKAT IBADAH

MAKALAH KELOMPOK HAKEKAT IBADAH ( Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Al islam 2 dengan dosen pengampu Drs. H. Junaidi S,M. SOS.I) Oleh: Huda Hinggo Sapriki 14330026 Erik Almanar 1433002 3 Muhammad Sopian Bayu Tri Atmojo Yudi Wiyanoto Deni Syaifulloh 14330027 14330001 14330013 14330002 PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015/2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatrahmat dan hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Drs. H. Junaidi S,M. SOS.I Selaku dosen mata kuliah Al Islam 2, serta kepada teman - teman yang telah membantu yaitu dengan memberi semangat dan motivasi untuk  menyelesaikan  tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, dengan demikian kam

Makalalah Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Remaja Serta Implikasinya Dalam Pendidikan

Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Remaja Serta Implikasinya Dalam Pendidikan  (Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan dosen pengampu : SITI NURLAILA, S.Psi., M.Psi.) Oleh : Kelompok 9 1.         IRDYA MEILANISA                           (14330016) 2.         GINA LAILATUL FAJRI                   (14330025) 3.         MUHAMMAD SOPIYAN                    (143300 27)                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menye lesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada : 1.                   Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan