Skip to main content

makalah analisis model interaksi edukatif



TUGAS KELOMPOK
ANALISIS MODEL INTERAKSI EDUKATIF




DOSEN PEMBIMBING
Prof.Dr.H.Juhri Abdul Mu’in, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 10
Nama
NPM
Huda Hinggo Sapriki
Nafees Al Baroroh
Muskholifah
14330026
14330011
14330010




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2014


 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan MAKALAH ANALISIS MODEL INTERAKSI EDUKATIF yang disusun untuk memenuhi tugas dari kontrak kuliah yang telah ditentukan.

            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangan selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

            Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami. Amin.





Metro,   September 2014



Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

1.1  LATAR BELAKANG..................................................................................................... 1
1.2  TUJUAN PENULISAN MAKALAH............................................................................ 1
1.3  SITEMATIKA MASALAH............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 2

2.1 PRINSIP-PRINSIP INTERAKSI EDUKATIF............................................................ 2
2.2 TAHAP-TAHAP INTERAKSI EDUKATIF................................................................. 4
2.3 CBSA DALAM INTERAKSI EDUKATIF................................................................... 5
2.4 POLA PELAKSANAAN KETRAMPILAN PROSES............................................... 6
2.5 KEBERHASILAN INTERAKSI EDUKATAIF........................................................... 9

BAB III TANGGAAPAN..................................................................................................... 11

BAB IV SIMPULAN............................................................................................................ 12

DAFTAR RUJUKAN......................................................................................................... 13









BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Interaksi yang berlangsung dalam kehidupan di sekitar manusia dapat diubah
menjadi interaksi yang bernilai edukatif. Interaksi yang dapat disebut interaksi
edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik dan untuk
mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya. Dalam hal ini yang menjadi
pokok adalah maksud dan tujuan berlangsungnya interaksi tersebut, karena
kegiatan interaksi itu memang direncanakan atau disengaja. Kesadaran dan
kesenjangan melibatkan diri dalam proses pembelajaran pada diri siswa dan guru
akan dapat memunculkan berbagai interaksi belajar.

 Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif, yang artinya didalam prosesnya anak didik berpegang pada ukuran, norma dan nilai yang
diyakininya. Setiap interaksi belajar mengajar pasti bertujuan. Tujuan ini menentukan
cara dan bentuk interaksi. Dalam mengajar terjadi suatu proses menguji strategi dan
rencana yang memungkinkan timbulnya perbuatan belajar pada siswa . Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah
pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang
bermakna dan kreatif. Semua unsur interaksi edukatif harus berproses dalam ikatan
tujuan pendidikan. Karena itu, interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan
aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.




1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Pada pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tentang prinsip-prinsip interaksi edukatif.
2. Mengetahui tahap-tahap interaksi edukatif.
3. Mengetahui CBSA dalam interaksi edukatif.
4. Memahami pola pelaksanaan ketrampilan proses interaksi edukatif
5. Mengetahi keberhasilan dalam interaksi edukatif.

1.3. SISTEMATIKA MAKALAH

     Dalam makalah ini adapun yang digunakan dalam pengerjaan karya tulis ini adalah:
1.    Metode literature
Yaitu dengan menggunakan media buku pembelajaran dan media internet.

















BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP-PRINSIP INTERAKSI EDUKATIF

Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan anak didik,dikembangkan beberapa prinsip dalam interaksi edukatif ,dengan harapan mampu menjembatani dan memecahkan masalah yang sedang guru hadapai dalam kegiatan interaksi edukatif. Prinsip tersebut harus dikuasai oleh guru agar dapat tercapai tujuan pengajaran. Prinsip -prinsip tersebut adalah :

1.Prinsip Motivasi
 Agar setiap anak dapat memiliki motivasi dalam belajar. Apabila anak didik telah memiliki motivasi dalam dirinya disebut motivasi intrinsik, sangat memudahkan guru memberikan pelajaran , namun apabila anak tersebut tidak meilikinya, guru akan memberikan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yangbersumber dari luar diri anak didik tersebut dan dapat berbentuk ganjaran, pujian , hadiah dan sebaginya.

2.Prinsip Berangkat dari Persepsi yang Dimiliki
Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh anak, guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak didik dari lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang diberikan mengaitkan dengan pengalaman dan pengetahuan anak didik akan memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman yang baru dan bahkan membuat anak didik memusatkan perhatiannya.

3.Prinsip Mengarah kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu atau Fokus Tertentu
 Pelajaran yang direncanakan dalam suatu pola tertentu akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran. Tanpa suatu pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para anak didik akan sulit memusatkan perhatian . Titik pusat akan tercipta melalui upaya sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah yang hendak dipecahkan
b. Merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab
c. Merumuskan konsep yang hendak ditemukan
d. Membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar serta
e. Memberikan arah kepada tujuannya.

4.Prinsip Keterpaduan
 Keterpaduan dalam pembahasan dan peninjauan akan membantu anak didik dalam memadukan perolehan belajar dalam kegiatan interaksi edukatif.

5.Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi
 Salah satu indikator keandaian anak didik banyak ditemukan oleh kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah dapat mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah belajar dan anak didik akan cepat tanggap dan kreatif.
6.Prinsip Mencari, Menemukan dan Mengembangkan Sendiri
 Guru yang bijaksana akan membiatkan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Kepercayaan anak didik untuk selalu mencari dan menemukan sendiri informasi adalah pintu gerbang kearah CBSA yang merupakan konsep belajar mandiri yang bertujuan melahirkan anak didik yang aktif –kreatif.

7.Prinsip Belajar Sambil Bekerja
 Artinya belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil untuk anak didik sebab kesan yang didapatkan anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.

8.Prinsip Hubungan Sosia
 Hal ini untuk mendidik anak didik terbiasa bekerja sama dalam kebaikan. Kerja sam memberikan kesan bahwa kondisi sosialisasi juga diciptakan di kelas yang akan mengakrabkan hubungan anak didik denga anak didik lainnya dalam belajar.

9.Prinsip Perbedaan Individual
 Sudut pandang untuk melihat aspek perbedaan anak didik adalah segi bilologis, intelektual dan psikologis.Semua perbedaan ini memudahkan guru melakukan pendekatan edukatif kepada setiap anak didik.Banyak kegagalan guru menuntaskan penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran salah satunya disebabkan karena guru gagal memahami sifat anak didik secara individual.

Banyak kegagalan guru menuntaskan penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran salah satunya disebabkan karena guru gagal memahami sifat anak
didik secara individual.

2.2 TAHAP-TAHAP INTERAKSI EDUKATIF
Menurut R.D. Conners, mengidentifikasi tugas mengajar guru yang bersifat
suksesif menjadi tiga tahap:

1). Tahap Sebelum Pengajaran
Dalam tahapini guru harus menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester atau catur wulan (cawu), program satuan pelajaran (satpel), dan perencanaan program pengajaran. Dalam
merencanakan program-program tersebut di atas perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan :
a).Bekal bawaan anak didik,
b).Perumusan tujuan pembelajaran,
c).Pemilihan metode,
d).Pemilihan pengalaman –pengalaman belajar,
e).Pemilihan bahan dan peralatan belajar,
f). Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik,
g). Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia,
h). Mempertimbangkan pola pengelompokan ,
i).  Mempertimbangkan prinsip –prinsip belajar.

2). Tahap Pengajaran
Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak didik, anak didik dalam kelompok atau anak didik secara individual.Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek yang perlu di pertimbangkan dalam tahap pengajaran ini, yaitu :
a). Pengelolaan dan pengendalian kelas,
b). Penyampaian informasi,
c). Penggunaan tingkah laku verbal non verbal,
d). Merangsang tanggapan balik dari anak didik,
e). Mempertimbangkan prinsip –prinsip belajar,
f).  Mendiagnosis kesulitan belajar,
g). Memperimbangkan perbedaan individual,
h). Mengevaluasi kegiatan interaksi.

3.Tahap Sesudah Pengajaran
Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap
muka dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada
tahap sesuadah mengajar, antara lain :
a). Menilai Pekerjaan anak didik,
b). Menilai pengajaran guru,
c). Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya.



2.3 CBSA DALAM INTERAKSI EDUKATIF

Cara belajar siswa aktif (CBSA) atau student active learning (SAL) bukan disiplin ilmu atau teori, melainkan merupakan cara, teknik atau dengan kata lain disebut teknologi.Sebagai konsep , CBSA adalah suatu proses kegiatan interaksi edukatif yang subjeknya adalah anak didik yang terlibat secara intelektual dan Memosional, sehingga ia betul–betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Pengertian ini menempatkan anak didik sebagai inti dalam kegiatan interkasi edukatif.Jadi, yang dimaksud dengan CBSA adalah salah satu strategi interaksi edukatif yang menuntut keaktifan dan partisipasi anak didik seoptimal mungkin, sehingga anak didik mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.Keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam proses
interkasi edukatif. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami, dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang
berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik. Pendekatan CBSA dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dalam bentuk-bentuk :
a). Pemanfaatan waktu luang,
b). pembelajaran individual,
c). belajar kelompok,
d). bertanya jawab,
e). belajar mandiri,
f). umpan balik
g). pendayagunaan lingkungan masyarakat, pengajaran unit,
h). pameran/ display hasil karya siswa, dan
i). mempelajari buku sumber (teks).


Beberapa diantaranya akan diuraikan di bawah ini :
a.Pemanfaatan waktu luang.
Pemanfaatan waktu luang di rumah oleh siswa memungkinkan dilakukannya kegiatan belajar aktif, dengan caramenyusun rencana belajar, memilih bahan untuk dipelajari, dan menilai penguasaan bahan bahan sendiri. Jika pemanfaatan waktu tersebut dilakukan secara seksama dan berkesinambungan akan memberikan manfaat yang baik dalam menunjang keberhasilan belajar di sekolah.

b.Pembelajaran individual.
Pembelajaran individual adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik perbedaan individu tiap siswa, seperti : minat abilitet, bakat, kecerdasan, dan sebagainya. Guru dapat mempersiapkan/ merencanakan tugas-tugas belajar bagi para siswa, sedang pilihan dilakukan oleh siswa masing-masing, dan selanjutnya tiap siswa aktif belajar secara perseorangan. Teknik lain, kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kelompok, yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan, minat bakat yang sama.




c. Belajar kelompok.
Belajar kelompok memiliki kadar CBSA yang cukup tinggi. Teknik pelaksanaannya dapat dalam bentuk kerja kelompok, diskuis kelompok, diskusi kelas, diskusi terbimbing, dan diskusi ceramah. Dalam situasi belajar kelompok,masing-masing anggota dapat mengajukan gagasan, pendapat, pertanyaan, jawaban, kritik dan sebagainya. Siswa aktif berpartisipasi, berelasi dan berinteraksi satu dengan yang lainnya.

d. Bertanya jawab.
Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa, dan antar kelompok siswa dengan kelompok lainnya memberikan peluang cukup banyak bagi setiap siswa belajar aktif. Kadar CBSA-nya akan lebih besar jika pertanyaan-pertanyaan tersebut timbul dan diajukan oleh pihak siswa dan dijawab oleh siswa
lainnya. Guru bertindak sebagai pengatur lalu lintas atau distributor, dan dianggap perlu guru melakukan koreksi dan perbaikan terhadap pertanyaan dan jawaban-
jawaban tersebut.

e. Belajar Inquiry/ Discovery (Belajar Mandiri).
Dalam strategi belajar ini, siswa melakukan proses mental intelektual dalam upaya memecahkan masalah. Dia sendiri yang merumuskan suatu masalah, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan serta mengaplikasikan hasil belajarnya. Dalam konteks ini, keaktifan siswa belajar memang lebih menonjol, sedangkan kegiatan guru hanya mengarahkan, membimbing, memberikan fasilitas yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan inkuirinya.

2.4 POLA PELAKSANAAN KETRAMPILAN PROSES
1.    Pelaksanaan ketrampilan proses adalah suatu pendekatan dalam proses interaksi edukatif. Ketrampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami, dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian,dan mengkomunikasikan.

a.    Tujuan dan ligkungan hidup
Tujuan keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas anak didik dalam belajar,sehingga anak didik secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuan nya.
b.    Asas pelaksanaan kegiatan
Dalam pelaksanaan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.    Harus sesuai dan selalu berpegang pada tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran
2.    Harus berpegang pada dasar pemikiran bahwasemua anak didik mempunyai kemampuan (potensi) sesuai dengan kodratnya.
3.    Harus member kesempatan,dorongan ,dan penghargaan kepada anak didik untuk mengungkapkan perasaan dan fikiran mereka.
4.    Semua Pembina harus berdasarkan pengalaman belajar anak didik.
5.    Perlu mengupayakan agar pembinaan mengarah kepada kemampuan anak didik untuk mengolah hasil temuan nya.
6.    Harus berpegang pada prinsip ‘tut wuri handayani’.
c.    Bentuk pelaksanaan kegiatan
Kegiatan keterampilan proses dapat dilaksanakan dalam bentuk-bentuk berikut:
1.    Mengamati
Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses:
-       Melihat
-       Mendengar
-       Merasa
-       Mencium
-       Mengecap
-       Mengukur
-       Mengumpulka data/informasi
2.    Mengklasifikasikan
Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar  melalui proses:
-       Mencari persamaan,menyamakan
-       Mencari perbedaan,membedakan
-       Membandingkan
-       Mengkontraskan
-       Menggolongkan,mengelompokkan.
3.    Menafsirkan (menginterprestasikan)
Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar  melalui proses:
-       Menafsir
-       Member arti,mengaitkan
-       Menarik kesimpulan
-       Membuat iferensi
-       Menggeneralisasikan
-       Mencari hubungan antara dua hal (ruang atau waktu)
4.    Meramalkan atau memprediksi
Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses mengantisipasi (berasarkan kecenderungan/pola/hubungan antar data/hubungan antar informasi).
5.    Menerapkan
Anak didik dapat melakukan kegiatan belajar melalui proses:
-       Menggunakan (informasi,kesimpulan,konsep,hokum,teori,sikap,nilai atau keterampilan dalam situasi baru atau situasi lain)
-       Menghitung
-       Mendeteksi
-       Menghubungkan konsep
-       Memfokuskan pertanyaan penelitian
-       Menyusun hipotesis
-       Membuat model
6.    Merencanakan penelitian
Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar  melalui proses:
-       Menentukan masalah atau objek yang akan diteliti
-       Menentukan tujuan penelitian
-       Menentukan ruang lingkup penelitian
-       Menentukan sumber data atau informasi
-       Menentukan cara analisis
-       Menentukan alat/bahan dan sumber kepustakaan
-       Menentukan cara melakukan penelitian
7.    Mengkomunikasikan
Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar  melalui proses:
-       Berdiskusi
-       Mendeklamasikan
-       Mendramakan
-       Bertanya
-       Mengarang
-       Memeragakan
-       Mengekspresikan dan melaporkan dalam bentuk lisan, gambar, atau penampilan.
d.    Langkah-langkah pelaksanaan keterampilan proses
1.    Pendahuluan
Menyiapkan fisik dan mental anak didik untuk menerima bahan pelajaran baru degan cara:
a.    Mengulang bahan pelajaran yang lalu yang mempunyai hubungan dengan bahan yang akan diajarkan
b.    Mengajukan pertanyaan yang umum sehubungan bahan pelajaran baru untuk membangkitan minat
2.    Pelaksanaan
Langkah ini merupakan inti dari tiga langkah pelaksanaan proses interaksi edukatif dengan pendekatan keterampilan proses. Kegiatan-kegiatan yang tergolong langkah ini meliputi hal-hal berikut.
a.    Menjelaskan bahan pelajaran baru dibantu dengan peragaan, unjuk laku (demonstrasi), gambar, model, bagan, yang sesuai dengan keperluan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat, cermat, dan tepat.
b.    Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut.
c.    Menafsirkan hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan sifat,hal peristiwa, atau gejala yang terkandung pada tiap-tiap kelompok.
d.    Meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi diwaktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.
e.    Menrapkan pengetahuan keterampilan,sikap yang ditemukan atau diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa ang baru atau berbeda.
f.     Merencanakan penelitian umpamanya mengadakan percobaan sehubungan dengan masalah yang belum terselesaikan
g.    Mengkomunikasikan hasil kegiatan kepada orang lain dengan diskusi, ceramah, mengarang, dan sebagainya.
3.    Penutup
a.    Mengkaji ulang kegiatan yang telah dilaksanakan dan merumuskan hasil yang diperoleh melalui kegiatan tersebut.
b.    Mengadakan tes akhir.
c.    Memberikan tugas-tugas lain.
2.5 KEBERHASILAN INTERAKSI EDUCATIF

Keberhasilan dari interaksi edukatif meliputi :
1. Pengertian Suatu proses interaksi edukatif tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus bahan tersebutIndikatorYang menjadi petunjuk , bahwa suatu proses belajar berhasil adalah :
a).  Daya serap terhadap bahanpengajaran yang dianjarkan mencapai prestasi tertinggi, baik secara indvidual maupun kelompok.
b).  Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus ( TPK ) telah dicapai oleh anak didik , baik secara individual maupun kelompok. Namun indikator yang paling banyak dipakai adalah daya serap.

2. Penilaian KeberhasilanTes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :
a.Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu
b.Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes ini digu
nakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai raport.
c.Tes Sumatif
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu.Hasil tes ini digunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah.

3.Tingkat Keberhasilan
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap
proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui
keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai
berikut:
a.    Istimewa /maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa,
b.    Baik sekali/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa,
c.    Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya75% s/d 84% dikuasai siswa
d.    Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.
4.Program Perbaikan
Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar :
a.    Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk pokok bahasan yang baru.
b.    Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.



BAB III

           TANGGAPAN

Suatu model pembelajaran yang bertujuan agar siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sangatlah baik namun yang terpenting haruslah guru sebagai pendidik sekaligus pengajar harus dapat menggunakan berbagai teknik, strategi dan model pembelajaran interaktif yang sesuai dengan minat siswa. Selain itu guru juga harus pandai menggunakan model interaktif yang cocok dengan materi yang akan diajarakan, tujuan dari pembelajaran dan memahami karakter siswa agar mudah
untuk mengarahkan siswa. Mungkin dengan pembahasan masalah diatas mengenai interaksi edukatif dapat sebagai panduan bagi guru bagaimana memilik metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi siswa.




BAB IV

4.1 SIMPULAN

Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran guna tercapainya hasil yang maksimal, yang didalamnya terdapat tahap-tahap pengajaran, alat, metode, sumber dan evaluasi. Semua ini bertujuan untuk  motivasi, presepsi yang dimiliki, titik pusat perhatian, keterpaduan, pemecahan masalah, mencari, belajar sambil bekerja, hubungan social dan perbedaan individu.




DAFTAR RUJUKAN

Djamarah, Syaiful Bahri, Drs.2000.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hasibuan,J.J.Drs.,Dip.Ed.Drs.Moedjiono.1992.Proses Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdakarya Offset.
Wingkel.2004.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Jakarta:PT Gramedia
http://Model-Interaksi-Edukatif                                                          
http://blog.tp.ac.id/tag/analisis-model-interaksi-edukatif
http://topiknugroho.wordpress.com/2011/05/03/mengenal-interaksi-edukatif/

,,, bagi tmen yg mau ujian,, ini ada tips jga bwat kaiannn simakk neehttp://hudhanewblog.blogspot.com/2015/01/sukses-ujian-nasional-tanpa-stress-tips.html (SUKSES UJIAN TANPA STRESS)

Comments

Popular posts from this blog

soal oliempiade pramuka penegak

Dalam pembahasan kali ini, saya memberikan contoh soal" pramuka yang sering digunakan baik oliempiade maupun lct pramuka, dalam soal ini terdapat PK (pengetahuan kepramukaan) maupun PU (pengetahuan umum), oke lahh gax usah mondar mandir yaa kan gax penting ,, heheheh... udah ngk sabar.. langsung saja yaa,, semoga bermanfaat.......... kritik dan saran harap di ruang komentar.. ini gann .. salam pramuka.. jawabannya lihat di sini http://hudhanewblog.blogspot.com/2015/02/jawaban-soal-oliempiade-pramuka-penegak.html LEMBAR SOAL 1.       Tanggal berapakah kepres tentang panji pramuka disahkan? a.        14 agustus 1960 b.       14 agustus 1961 c.        15 agustus 1960 d.       15 agustus 1961 e.        16 agustus 1962 2.       Siapakah penemu lambang tunas kelapa? a.        Husein mutahar b.       Boden powel c.        Dr.charrles jakson d.       sunarjo atmodipuro e.        KH.agus salim 3.       Saka yang bergerak dalam bidang kelautan ? a.        S

MAKALAH HAKEKAT IBADAH

MAKALAH KELOMPOK HAKEKAT IBADAH ( Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Al islam 2 dengan dosen pengampu Drs. H. Junaidi S,M. SOS.I) Oleh: Huda Hinggo Sapriki 14330026 Erik Almanar 1433002 3 Muhammad Sopian Bayu Tri Atmojo Yudi Wiyanoto Deni Syaifulloh 14330027 14330001 14330013 14330002 PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015/2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatrahmat dan hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Drs. H. Junaidi S,M. SOS.I Selaku dosen mata kuliah Al Islam 2, serta kepada teman - teman yang telah membantu yaitu dengan memberi semangat dan motivasi untuk  menyelesaikan  tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, dengan demikian kam

Makalalah Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Remaja Serta Implikasinya Dalam Pendidikan

Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Remaja Serta Implikasinya Dalam Pendidikan  (Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan dosen pengampu : SITI NURLAILA, S.Psi., M.Psi.) Oleh : Kelompok 9 1.         IRDYA MEILANISA                           (14330016) 2.         GINA LAILATUL FAJRI                   (14330025) 3.         MUHAMMAD SOPIYAN                    (143300 27)                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menye lesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada : 1.                   Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan